Tuesday 23 December 2014

Senyum Kami Adalah Senyum Masyarakat Indonesia



Oleh: Dimas Febrian Purnomo

Bandung, 23 Desember 2014
Pukul 21.03 WIB


Mata yang terlihat layu menunjukkan sebuah cerminan penuh harap
Berusaha menafsirkan segala kelelahan tanpa mengetahui sebab
Layaknya sekecil api yang semakin terlihat akan lenyap
Memancarkan siluet atas peluh yang terasa semakin lembap

Memandang setiap jeritan, tangisan, binar mata akan sebuah harapan
Membuatku terasa semakin sesak memikirkan apalah arti harapan
Jika sebuah kehidupan hanya menjadi langkah diperjalanan
Jika sebuah kematian hanya berarti tuk melepaskan penderitaan

Apakah yang mereka butuhkan?
Bukan kepastian akan kesembuhan, melainkan kepastian akan pengabdian
Apakah yang mereka inginkan?
Bukan sekadar bantuan, melainkan senyuman yang berlandaskan keikhlasan

Namun, sudah sejauh apakah kita berusaha dan memikirkan
Jika masih banyak kekecewaan akan setiap pelayanan
Sudah sejauh apakah kita mengerti arti empati
Namun diri ini masih saja gelap akan pengakuan dan harga diri

Ya Allah, bukakanlah pintu hati ini tuk hanya mengharap keridhaan
Jadikanlah setiap indra kami tergerak tuk hanya beribadah kepadamu
Agar kami tidak terjurumus dalam pedihnya akan sebuah siksaan
Agar kami tidak menjadi manusia yang hanya tergerak oleh bayang semu

Jangan mudah lelah wahai tenaga kesehatan indonesia
Karena sesungguhnya istirahat yang paling indah hanya di surga
Jangan mudah goyah akan kemunafikan di dunia wahai tenaga kesehatan indonesia
Karena sesungguhnya setiap jasad akan diminta pertanggungjawabannya

Teruslah berkarya tuk meningkatkan potensi diri
Teruslah melangkah walau usia terasa semakin menua
Karena peluh yang tercipta dari pengabdian tanpa henti
Melahirkan senyuman akan rasa syukur dari masyarakat indonesia
  


No comments:

Post a Comment