Oleh: Dimas Febrian Purnomo
Bandung, 23 Desember 2014
Pukul 21.03 WIB
Mata
yang terlihat layu menunjukkan sebuah cerminan penuh harap
Berusaha
menafsirkan segala kelelahan tanpa mengetahui sebab
Layaknya
sekecil api yang semakin terlihat akan lenyap
Memancarkan
siluet atas peluh yang terasa semakin lembap
Memandang
setiap jeritan, tangisan, binar mata akan sebuah harapan
Membuatku
terasa semakin sesak memikirkan apalah arti harapan
Jika
sebuah kehidupan hanya menjadi langkah diperjalanan
Jika
sebuah kematian hanya berarti tuk melepaskan penderitaan
Apakah
yang mereka butuhkan?
Bukan
kepastian akan kesembuhan, melainkan kepastian akan pengabdian
Apakah
yang mereka inginkan?
Bukan
sekadar bantuan, melainkan senyuman yang berlandaskan keikhlasan
Namun, sudah
sejauh apakah kita berusaha dan memikirkan
Jika
masih banyak kekecewaan akan setiap pelayanan
Sudah
sejauh apakah kita mengerti arti empati
Namun
diri ini masih saja gelap akan pengakuan dan harga diri
Ya Allah,
bukakanlah pintu hati ini tuk hanya mengharap keridhaan
Jadikanlah
setiap indra kami tergerak tuk hanya beribadah kepadamu
Agar
kami tidak terjurumus dalam pedihnya akan sebuah siksaan
Agar
kami tidak menjadi manusia yang hanya tergerak oleh bayang semu
Jangan
mudah lelah wahai tenaga kesehatan indonesia
Karena
sesungguhnya istirahat yang paling indah hanya di surga
Jangan
mudah goyah akan kemunafikan di dunia wahai tenaga kesehatan indonesia
Karena
sesungguhnya setiap jasad akan diminta pertanggungjawabannya
Teruslah
berkarya tuk meningkatkan potensi diri
Teruslah
melangkah walau usia terasa semakin menua
Karena peluh
yang tercipta dari pengabdian tanpa henti
Melahirkan
senyuman akan rasa syukur dari masyarakat indonesia
No comments:
Post a Comment