Pada kisah kali ini ada beberapa peran
tambahan, selamat menikmati
Prabu Dimas akhirnya
menuju Pulau Lucu untuk menyelamatkan Belibeth yang merupakan salah satu anak
dari Dzihaf dan Mita. Perjalanan tidaklah mudah, banyak rintangan yang harus
dihadapi oleh Prabu Dimas. Suatu ketika dia berada di atas lautan dekat dengan
Pulau Lucu. Tiba – tiba, Prabu Dimas dihadapkan oleh seekor monster, yang
bernama Ichsan Cuangki. Monster tersebut bisa dibilang mirip manusia, tapi
bukan manusia. Mirip hewan tapi bukan hewan.
Monster Ichsan Cuangki terkenal yang paling lucu di sekitar pulau
tersebut. Dia tidak segan – segan melucu untuk membuat lawannya mati tertawa.
“Siapa kamu wahai
manusia terkutuk, kamu ganteng sekali. Eh salah, maksudnya ada apa kamu kesini?”
tanya Monster Ichsan Cuangki galak.
“Saya adalah Prabu
Dimas, saya dating kesini untuk bertemu dengan nenek sihir yang bernama Niranu.
Saya ingin menyelamatkan seorang anak yang dia culik,” jawab Prabu Dimas.
Tiba – tiba Monster
Ichsan Cuangki tertawa, “Hahahaha, kamu mau melawan bos saya, hahaha, langkahi
dulu saya. Baiklah jika kamu ingin melewati saya jawab pertanyaan saya. Jika
kamu tidak bisa menjawab pertanyaan saya, maka ada kesempatan kedua, yaitu saya
yang akan menjawa dan kamu harus nahan ketawa. Jika kamu tetap tertawa, maka
kamu langsung dengan otomatis tersedot ke pusaran air yang ada di bawah ini.
Apa kamu setuju?”
“Baiklah”, jawab Prabu
Dimas dengan senyum dan tenang. Prabu Dimas sebenarnya ragu dengan keputusan
ini. Dia tidak sedikit pun bisa menahan ketawa ketika teman – teman di
kerajaannya membuat suatu lelucon di depan dia. “ya Allah, berilah hamba
kekuatan”, Prabu Dimas termenung.
“Aih ganteng, ayuk kita
mulai, eh maksud saya AYO KITA MULAI,” bentak Monster Ichsan Cuangki.
“Pertanyaan saya,
kenapa dekat lampu merah ada Zebra Cross?,” tanya Monster Ichsan Cuangki.
Tiba – tiba dada Prabu
Dimas terasa sesak. “ah, pertanyaan ini, pertanyaan ini, adalah salah satu
pertanyaan tersusah yang pernah saya dengar,” Prabu Dimas memegang dadanya yang
terasa sesak. Akhirnya dengan segala usaha berpikir, dia tidak menemukan
jawaban.
Tiba – tiba terdengar
suara, “nak……”
“Anakku…”, suara itu
terdengar lagi
Suara itu begitu
lembut, seperti angin yang berdesir di pepohonan. Suara tersebut entah kenapa
membuat Prabu Dimas sedikit lebih nyaman.
“ha? Suara apa ini. Ibu
apakah itu engkau?” Prabu Dimas bingung
Tiba – tiba ada
seseorang muncul dalam wujud bayangan.
“YAIYALAH, Masa suara Pusfa
yang temen kamu itu. Meskipun nama ibu sama panjang dengan dia, suaranya gak
samalah!” Bentak Nyai Pupus
“Aaaaah ibu, galaknya
gak berubah – ubah niiiiiih”, ketus Prabu Dimas
“APA? Kamu bilang ibu
kamu galak, awas ya kalo udah sampe di rumah!” Nyai Pupus mulai gak nyantai
“Iya ampun – ampuuuuun,”
Prabu Dimas mulai ketakutan sama ibunya sendiri.
“Nak, saya dengar kamu
dihadang sama peliharaannya nenek sihir Niranu ya?”
“Iya bu, saya bingung
sama pertanyaannya,” jawab Prabu Dimas
Tiba – tiba terdengar suara lagi…
“Nak….”
“Anakku….”
Percakapan Nyai Pupus dan anaknya pun
terhenti.
“Ayah?
Apakah itu engkau?” Tanya Prabu Dimas
Tiba – tiba, ada seseorang yang muncul
dalam wujud bayangan.
“Iya
ini ayahmu, Prabu Popon, ayah punya jawaban atas kegalauan kamu nak”
Tiba – tiba hal yang tidak diinginkan
pun terjadi
“POPOOOOOOOON,
lu kan gue suruh beres beres rumaaaaaaah, ngapain lu kesini?” Bentak Nyai Pupus
“Nak,
ibumu ada disini? Ampun ampuuuuuuun istrikuuuuu, jangan sampai kau keluarkan
jurus musang ekor Sembilan lagiiiiii.”
Tanpa
kompromi lagi, Nyai Pupus langsung menarik telinga dan membawanya pulang. “Hahahahaha,
ini yang namanya emansipasi wanita, rasakan”
Prabu
Popon kini tinggal sendiri. “Duh nyak babe gue gak ada yang bener banget,
gimana gue dapet jawabannya”, Prabu Dimas makin was was. Di depannya, Monster
Ichsan Cuangki menatapnya sambil menunggu jawaban dari Prabu Dimas. “Woy, lama
banget lo!” Bentak Monster Ichsan Cuangki.
Kini
Prabu Dimas tinggal sendiri, tiba tiba dia melakukan solat istikharah untuk
mendapatkan petunjuk dari Allah atas kebingunnya. Dapatkah Prabu Dimas
menemukan jawabannya? Nantikan kelanjutan ceritanya.
Created by: Dimas Febrian Purnomo
Pemeran:
Prabu Dimas: Dimas
Febrian Purnomo (Kabid 1)
Nyai Pupus:
Hadiyatussalamah Pusfa Kencanasari (Ketua Staff Ahli Medinfo)
Prabu Popon: Poundra
Adhisatya Pratama (Ketua Senat)
Mita: Pratami Dyah
(Sekjen)
Dzihaf: Hafdzi Maulana
(Kabid 2)
Nenek Sihir: Nurani
Nashuha Arief (Kabid 3)
Garing: Ivan Kurnianto
(Kasie Pendpro)
Belibeth: Annisa Lidra
Maribeth (Kasie PnK)
Maga: Pesiar Ilman
(Kasie SPU)
Spesial Performance:
Monster Ichsan Chuangki: Abdullah Ichsan
No comments:
Post a Comment