Friday 15 February 2013

Si Garing, Si Belibeth, dan Si Maga (Bagian 2)

Pada kisah kali ini ada beberapa peran tambahan, selamat menikmati
           

Prabu Dimas akhirnya menuju Pulau Lucu untuk menyelamatkan Belibeth yang merupakan salah satu anak dari Dzihaf dan Mita. Perjalanan tidaklah mudah, banyak rintangan yang harus dihadapi oleh Prabu Dimas. Suatu ketika dia berada di atas lautan dekat dengan Pulau Lucu. Tiba – tiba, Prabu Dimas dihadapkan oleh seekor monster, yang bernama Ichsan Cuangki. Monster tersebut bisa dibilang mirip manusia, tapi bukan manusia. Mirip hewan tapi bukan hewan.  Monster Ichsan Cuangki terkenal yang paling lucu di sekitar pulau tersebut. Dia tidak segan – segan melucu untuk membuat lawannya mati tertawa.
“Siapa kamu wahai manusia terkutuk, kamu ganteng sekali. Eh salah, maksudnya ada apa kamu kesini?” tanya Monster Ichsan Cuangki galak.
“Saya adalah Prabu Dimas, saya dating kesini untuk bertemu dengan nenek sihir yang bernama Niranu. Saya ingin menyelamatkan seorang anak yang dia culik,” jawab Prabu Dimas.
Tiba – tiba Monster Ichsan Cuangki tertawa, “Hahahaha, kamu mau melawan bos saya, hahaha, langkahi dulu saya. Baiklah jika kamu ingin melewati saya jawab pertanyaan saya. Jika kamu tidak bisa menjawab pertanyaan saya, maka ada kesempatan kedua, yaitu saya yang akan menjawa dan kamu harus nahan ketawa. Jika kamu tetap tertawa, maka kamu langsung dengan otomatis tersedot ke pusaran air yang ada di bawah ini. Apa kamu setuju?”
“Baiklah”, jawab Prabu Dimas dengan senyum dan tenang. Prabu Dimas sebenarnya ragu dengan keputusan ini. Dia tidak sedikit pun bisa menahan ketawa ketika teman – teman di kerajaannya membuat suatu lelucon di depan dia. “ya Allah, berilah hamba kekuatan”, Prabu Dimas termenung.
“Aih ganteng, ayuk kita mulai, eh maksud saya AYO KITA MULAI,” bentak Monster Ichsan Cuangki.
“Pertanyaan saya, kenapa dekat lampu merah ada Zebra Cross?,” tanya Monster Ichsan Cuangki.
Tiba – tiba dada Prabu Dimas terasa sesak. “ah, pertanyaan ini, pertanyaan ini, adalah salah satu pertanyaan tersusah yang pernah saya dengar,” Prabu Dimas memegang dadanya yang terasa sesak. Akhirnya dengan segala usaha berpikir, dia tidak menemukan jawaban.
Tiba – tiba terdengar suara, “nak……”
“Anakku…”, suara itu terdengar lagi
Suara itu begitu lembut, seperti angin yang berdesir di pepohonan. Suara tersebut entah kenapa membuat Prabu Dimas sedikit lebih nyaman.
“ha? Suara apa ini. Ibu apakah itu engkau?” Prabu Dimas bingung
Tiba – tiba ada seseorang muncul dalam wujud bayangan.
“YAIYALAH, Masa suara Pusfa yang temen kamu itu. Meskipun nama ibu sama panjang dengan dia, suaranya gak samalah!” Bentak Nyai Pupus  
“Aaaaah ibu, galaknya gak berubah – ubah niiiiiih”, ketus Prabu Dimas
“APA? Kamu bilang ibu kamu galak, awas ya kalo udah sampe di rumah!” Nyai Pupus mulai gak nyantai
“Iya ampun – ampuuuuun,” Prabu Dimas mulai ketakutan sama ibunya sendiri.
“Nak, saya dengar kamu dihadang sama peliharaannya nenek sihir Niranu ya?”
“Iya bu, saya bingung sama pertanyaannya,” jawab Prabu Dimas
Tiba – tiba terdengar suara lagi…
            “Nak….”
            “Anakku….”
Percakapan Nyai Pupus dan anaknya pun terhenti.
            “Ayah? Apakah itu engkau?” Tanya Prabu Dimas
Tiba – tiba, ada seseorang yang muncul dalam wujud bayangan.
            “Iya ini ayahmu, Prabu Popon, ayah punya jawaban atas kegalauan kamu nak”
Tiba – tiba hal yang tidak diinginkan pun terjadi
            “POPOOOOOOOON, lu kan gue suruh beres beres rumaaaaaaah, ngapain lu kesini?” Bentak Nyai Pupus
            “Nak, ibumu ada disini? Ampun ampuuuuuuun istrikuuuuu, jangan sampai kau keluarkan jurus musang ekor Sembilan lagiiiiii.”
            Tanpa kompromi lagi, Nyai Pupus langsung menarik telinga dan membawanya pulang. “Hahahahaha, ini yang namanya emansipasi wanita, rasakan”
            Prabu Popon kini tinggal sendiri. “Duh nyak babe gue gak ada yang bener banget, gimana gue dapet jawabannya”, Prabu Dimas makin was was. Di depannya, Monster Ichsan Cuangki menatapnya sambil menunggu jawaban dari Prabu Dimas. “Woy, lama banget lo!” Bentak Monster Ichsan Cuangki.
            Kini Prabu Dimas tinggal sendiri, tiba tiba dia melakukan solat istikharah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah atas kebingunnya. Dapatkah Prabu Dimas menemukan jawabannya? Nantikan kelanjutan ceritanya.

Created by: Dimas Febrian Purnomo

Pemeran:
Prabu Dimas: Dimas Febrian Purnomo (Kabid 1)
Nyai Pupus: Hadiyatussalamah Pusfa Kencanasari (Ketua Staff Ahli Medinfo)
Prabu Popon: Poundra Adhisatya Pratama (Ketua Senat)
Mita: Pratami Dyah (Sekjen)
Dzihaf: Hafdzi Maulana (Kabid 2)
Nenek Sihir: Nurani Nashuha Arief (Kabid 3)
Garing: Ivan Kurnianto (Kasie Pendpro)
Belibeth: Annisa Lidra Maribeth (Kasie PnK)
Maga: Pesiar Ilman (Kasie SPU)

Spesial Performance:
Monster Ichsan Chuangki: Abdullah Ichsan



No comments:

Post a Comment