Oleh Dimas Febrian Purnomo (Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unpad)
Mahasiswa adalah “agent of change”, atau bahasa indonesianya adalah agen perubahan. Mahasiswa dengan idealismenya yang tinggi dan selalu dipegang penuh membuat mahasiswa sangat prospektif untuk melakukan perubahan – perubahan konkret serta solutif yang tentu saja efektif dan efisien. Mahasiswa belum “terkontaminasi” oleh dunia politik yang kejam, hukum uang diatas segalanya, dan konspirasi – konspirasi pemerintahan, membuat pemikiran – pemikiran mahasiswa begitu bersih sehingga kebanyakan kreativitas – kreativitas tanah air muncul dari kalangan mahasiswa. Selain itu juga, mahasiswa adalah kumpulan orang – orang yang mempunyai semangat juang yang tinggi, intelektualitas yang tajam, dan orang – orang dengan pemikiran kritis. Hal itulah yang membuat mahasiswa menjadi orang – orang yang berada di barisan terdepan dalam membela kepentingan rakyat.
Mahasiswa adalah “agent of change”, atau bahasa indonesianya adalah agen perubahan. Mahasiswa dengan idealismenya yang tinggi dan selalu dipegang penuh membuat mahasiswa sangat prospektif untuk melakukan perubahan – perubahan konkret serta solutif yang tentu saja efektif dan efisien. Mahasiswa belum “terkontaminasi” oleh dunia politik yang kejam, hukum uang diatas segalanya, dan konspirasi – konspirasi pemerintahan, membuat pemikiran – pemikiran mahasiswa begitu bersih sehingga kebanyakan kreativitas – kreativitas tanah air muncul dari kalangan mahasiswa. Selain itu juga, mahasiswa adalah kumpulan orang – orang yang mempunyai semangat juang yang tinggi, intelektualitas yang tajam, dan orang – orang dengan pemikiran kritis. Hal itulah yang membuat mahasiswa menjadi orang – orang yang berada di barisan terdepan dalam membela kepentingan rakyat.
Setiap
institusi – institusi pendidikan tinggi, tentulah mempunyai organisasi –
organisasi mahasiswa di dalamnya. Organisasi inilah yang merupakan ladang ilmu
kepemimpinan bagi mahasiswa. Tempat dimana mahasiswa – mahasiswa mampu
mengembangkan potensinya untuk terus berkarya dan bermanfaat bagi orang banyak.
Lihatlah betapa sebagian besar kampus sangat aktif kemahasiswaannya. Lihatlah
ketika mereka mampu mengubah kebijakan – kebijakan yang ada di kampusnya. Itu
semua merupakan hasil tempaan mereka ketika berorganisasi. Belum lagi setiap organisasi
– organisasi tersebut terdapat sistem kaderisasi sehingga tidak bisa dipungkiri
bahwa persediaan mahasiswa – mahasiswa yang berkompeten cukup banyak. Bagai
tumbuhan, mereka terus tumbuh dan berbuah. Buah itu bisa jatuh ke tanah
kemudian muncul tunas tanaman baru.
Selain buah
itu bisa memunculkan tunas baru, mereka dapat menyejahterakan setiap orang yang
memakannya atau memanfaatkannya. Ya, Mahasiswa dengan tempaan – tempaannya
ketika berorganisasi menjadikan mahasiswa mempunyai jiwa kepemimpinan yang
matang untuk membela kepentingan rakyat. Bukan saja membuat konsep, melainkan
mereka juga menjadi orang – orang terdepan yang langsung turun ke masyarakat
sebagai upaya untuk membela kepentingan rakyat. Tentu saja, tujuan dari itu
semua adalah rakyat sejahtera.
Kesejahteraan
rakyat bisa dinilai dari segi apapun misalnya pekerjaan, pendidikan, kesehatan,
dll. Namun dari itu semua permasalahan yang sangat besar terjadi pada tingkat
kemiskinan yang tinggi di Indonesia. Bayangkan saja negara Indonesia yang dikenal
sebagai surganya kehidupan dengan sumber daya alam yang sangat melimpah, namun
rakyatnya masih banyak yang tidak sejahtera. Sektor – sektor industri sudah
banyak yang menjadi milik individu – individu yang mempunyai kepentingan untuk
meningkatkan kekayaannya sendiri. Masyarakat yang berada di sektor industri
tersebut hanya bisa menjadi pegawai – pegawai industri tersebut. Kekayaan alam
mereka sendiri sudah dieksploitasi oleh industri – industri tersebut. Lihatlah
betapa mengenaskannya Irian Jaya. Mereka hanya bisa melihat truk truk yang
datang dan pergi membawa emas – emas mereka. Namun, bisakah kita menyalahkan industri
– industri tersebut? Tentu saja tidak. Mereka jelas sudah mempunyai kekuatan
hukum yang sah untuk mengambil hasil alam itu semua.
Kesejahteraan
rakyat terjamin jika banyaknya masyarakat yang bekerja. Dengan bekerja mereka
menghasilkan uang dan mampu menghidupi kehidupan mereka masing masing. Namun,
kebanyakan orang Indonesia mempunyai pemikiran bahwa mereka harus menjadi
pegawai untuk mendapatkan uang. Ditambah lagi, mereka juga mempunyai pemikiran
yang ekstrim yaitu berpikir bahwa perkotaan adalah ladang untuk lowongan
pekerjaan. Padahal fakta yang terjadi lowongan pekerjaan sangatlah terbatas,
belum lagi mereka harus sesuai kualifikasi yang diminta oleh perusahaan.
Solusi dari
permasalahan itu semua adalah satu, yaitu membangun masyarakat yang mandiri
dengan mempunyai lapangan usaha sendiri. Namun, hal yang biasanya menjadi
hambatan masyarakat untuk membangun usaha mandiri adalah modal, kemauan, dan
kreativitas dari masyarakat itu sendiri. Di sinilah mahasiswa bisa berperan
dengan segala intelektualitas dan jiwa sosial tinggi yang dimilikinya.
Peran
mahasiswa dalam meringankan masalah modal bagi masyarakat adalah sebagai
pengadvokasi dan pembentuk sistem permodalan. Misalnya untuk advokasi,
mahasiswa pergi ke beberapa – beberapa sponsor untuk mengumpulkan modal. Selain
itu juga proses advokasi bisa dilakukan di instansi pemerintahan misalnya,
advokasi agar pemerintah daerah bisa meminjamkan lahan pemerintah yang belum
digunakan untuk tempat usaha masyarakat. Lalu peran mahasiswa untuk membentuk
sistem permodalan salah satu contohnya adalah misal ada desa A, di desa A
mahasiswa membuat sistem permodalan “lumbung modal” desa A. Sistem itu berjalan
dengan cara setiap keuntungan yang diperoleh dari usaha – usaha mandiri di
masyarakat, sebagian kecil bisa disisihkan ke “lumbung modal” tersebut. Uangnya
nanti dikumpulkan untuk membentuk modal bagi usaha – usaha lainnya. Tentu saja
peran mahasiswa disitu sebagai pengatur regulasi keuangannya. Ketika sistem itu
sudah matang, barulah masyarakat bisa mengambil alih.
Mahasiswa
bisa juga berperan dengan memberikan edukasi – edukasi ke masyarakat tentang
keuntungan dengan membangun usaha sendiri. Mahasiswa dengan segala
intelektualitasnya bisa memberikan tambahan semangat ke masyarakat sehingga
meningkatkan keinginan dan keberanian mereka untuk membuat usaha sendiri. Tentu
saja karena mahasiswa adalah orang – orang yang terjun langsung ke masyarakat,
mereka bisa lebih dipercaya oleh masyarakat itu sendiri. Selain itu juga,
proses edukasi – edukasi yang diberikan masyarakat bisa membuat masyarakat
lebih kreatif dalam membuat usaha sendiri.
Ketika
semua itu berjalan sebagaimana mestinya dan masyarakat kebanyakan sudah
memiliki usaha sendiri, seorang mahasiswa tentu saja tidak tinggal diam, mereka
bisa menjadi controller dan evaluator bagi usaha – usaha yang
dilakukan masyarakat. Mahasiswa bisa menjadi tempat untuk berkonsultasi
terhadap permasalahan – permasalahan masyarakat dalam menjalankan usaha mereka.
Mahasiswa juga bisa memberikan masukan – masukan yang baik bagi masyarakat
untuk pengembangan usahanya sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya.
Insyaallah,
buah – buah mahasiswa bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya
masyarakat miskin. Layaknya pohon, mereka terus tumbuh, berbuah, dan memberikan
kehidupan.
No comments:
Post a Comment